Sabtu, 16 Juli 2011

BELAJAR HIDUP OPTIMIS


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Alhamdulillah, hari ini saya masih diberikan kesehatan sehingga saya bisa postingan di Little Einstein Maulana blog’s

Kali ini saya akan posting mengenai “Pengetahuan Umum”
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil ( Teguh, Mario ) …oleh karena itu sikap optimis di dalam diri harus terus online…..

Dimanakah optimis itu berada ?......
Ketika Tuhan akan menyimpan sebuah rahasia untuk manusia, para Malaikat mengusulkan untuk menyimpannya di puncak gunung, di dasar laut, atau di manapun yang sulit dijangkau. Namun Tuhan berkata tidak. Akhirnya ditentukan, bahwa tempat yang rahasia paling rahasia adalah di: Hati. Di sekeping daging merah inilah manusia menyimpan rahasia ruang dan waktu sepenggal hidupnya. Di situlah terletak segala macam hal yang amat menabjubkan sehingga bisa merubah prilaku seseorang ……….

HIDUP HARUS OPTIMIS
sering kali kita merasa gundah apabila menghadapi permasalahan hidup, terkadang kegundahan itu menjadi sebuah kekhawatiran yang mendalam yang akhirnya berujung kepada sikap tidak percaya diri, mudah menyalahkan sesuatu, bahkan terkadang tak jarang kita bertanya tanya “Adilkah Allah kepadaku”?

Merupakan suatu sifat fitrah dari manusia untuk meniru apa yang baru baginya. Sejak kecil, kita harus meniru untuk bertahan hidup. Keadaan itu terus berlanjut tanpa kita sadari hingga dewasa. Insting kita menuntut kita untuk meniru orang-orang sukses di sekitar kita. Mulai dari sikap, tutur kata, cara berpikir dan banyak hal lainnya. Mungkin memang baik untuk kita, tapi sadarilah bahwa kita akan kehilangan diri kita. Setiap manusia dilahirkan unik. Masing-masing punya potensi tersendiri. Masing-masing punya jalan suksesnya sendiri. Kesuksesan bagi orang lain belum tentu sukses bagi kita, kegagalan bagi orang lain belum tentu kegagalan kita.

Seringkali, kita ingin berkata pada diri kita. “Kita ingin agar kita dipandang sebagai kita, bukan dia, bukan pula anda”. Ya, kita adalah kita, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Jujur, kita sering terjebak dalam kepribadian orang lain. Anda tahu kenapa? Karena kita belum menemukan senjata rahasia dalam diri kita. Marilah kita bersikap bijaksana dan belajar untuk berfikir positif dan memandang hidup ini indah…selalu optimis dalam berbuat.

Kadang kala Kita selau bersikap pesimis didalam menjalani hidup, dan hal itu harus kita buang jauh-jaunh jika kita ingin merdeka di dalam jiwa kita, Pesimisme, baik yang dialami oleh individu maupun kelompok, memang harus diatasi. Namun, dibutuhkan keteguhan dalam membatasi masalah kejiwaan yang satu ini, karena pesimisme terbangun dari pengalaman dan kita tak bisa mengubah hal-hal yang telah terjadi. Ada bebarapa hal yang mungkin dilakukan untuk membangun kembali optimisme kita:


*. Langkah pertama kita perlu merubah pandangan kita terhadap diri sendiri dan kegagalan. Kita perlu lebih sayang dan menghargai diri sendiri. Jangan kita terus menerus mengejek diri sendiri. "saya ini adalah orang yang tak mampu" Ini bukanlah sikap merendah, tapi merupakan sikap ingkar terhadap kelebihan yang telah Allah karunikan kepada kita.
*. Temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu, sepahit apapun pengalaman itu. Dalam kegagalan, sekalipun masih ada keberhasilan-keberhasilan kecil yang terselip, cobalah temukan keberhasilan itu dan syukuri keberadaannya. Upaya ini paling tidak akan mengobati sebagian dari perasaan hancur yang kita derita. "Tapi bagaimanapun saya telah gagal" Buang jauh-jauh pikiran tersebut, karena pikiran tersebut tak akan membantu kita dalam meraih nikmat Allah berikutnya. Allah hanya akan menambahkan nikmatNya pada orang yang mau mensyukuri pemberianNya meskipun nikmat itu sedikit.
*. Bertawakal kepada Allah. Menyadari adanya satu kekuatan yang dapat menolong kita di saat kita menghadapi rintangan merupakan modal dasar yang cukup ampuh dalam membangun optimisme. Bertawakal tentu harus dilakukan bersamaan dengan upaya kita memperbaiki target dan strategi pencapaiannya.
*. Tata kembali target yang ingin kita capai. Jangan terbiasa membuat target yang berlebihan. Kita memang harus optimis, tapi kita perlu juga mengukur kemampuan diri sendiri. Kita juga perlu menelaah lebih jeli cara apa yang mungkin kita lakukan untuk mencapai target tertentu.
*. Kembangkan tujuan kita menjadi tujuan-tujuan yang kecil yang dapat segera dilihat keberhasilannya. Seringkali ada manfaatnya untuk melihat keberhasilan-keberhasilan jangka pendek dari sebuah target jangka panjang. Hal ini akan semakin menumbuhkan semangat dan optimisme dalam diri kita. Tentu kita harus terus mensyukuri apa yang kita peroleh dari capaian tujuan tersebut. Jangan pernah terbetik dalam hati, "aduh hasil usahaku masih sedikit, …” Sikap ini sama sekali tak membangun rasa optimis, justru sebaliknya ……………………

Kita biasa saling berbagi ……… ilmu

0 komentar:

Posting Komentar